![]() |
| Tim ekspedisi Pantai Sepanjang, Gunung Kidul Mabes Sendowo D76 |
Hari sudah siang, waktu sudah
menunjukan pukul 14.00 wib. Anak—anak D76
sudah pada siap-siap, karena sorenya selepas sholat Ashar akan berangkat
menuju pantai sepanjang yang terletak di Kabupaten Gunung Kidul, Yogyakarta.
Saya pun demikian, mulai preparing barang-barang yang akan saya bawah kesana.
Ada selimut, celana pendek 2, baju 2 lembar, dan sal. Menurut ku, cukup untuk
kebutuhan dua hari disana.
Waktu pun sudah menunjukan pukul
15.00 Wib. Pengeras suara yang ada di Masjid dekat kos, sudah memperdengarkan
suara azan ashar sore ini. Anak-anak pun bersegera untuk melaksanakan sholat
ashar, kebetulan semuanya muslim. Setelah sholat Ashar, kami pun berkumpul
dihalaman depan kos. Ke pantai sepanjang kami berkendara sepeda motor, 5 motor
berboncengan dan 1 motor yang sendiri. Sementara ada 1 orang lagi yang akan
menyusul. Kami berjumlah 12 orang.
Kegiatan ini sebetulnya sudah
jauh hari kami planning, sebelum keberangkatan kami ke gunung merbabu, beberapa
waktu yang lalu. Kegiatan ini sebetulnya hanya salah satu dari sekian banyak
kegiatan yang selalu kami planingkan di kos kami tercinta, tujuannya sederharna
untuk membina kebersamaan kami sesama anak perantau, sesama anak kos. Karena
jauh di kampong halaman, jauh dari keluarga, jauh dari hingar binger kehidupan
di kampong masing-masing. Atas nama kesamaan senasib sepenanggungan, kami
menjadi keluarga. Ya keluarga tak sekandung, tapi keluarga dalam sekos.
Kami sadar betul bahwa relasi kekeluargaan
sesame anak perantau harus selalu dirawat, agar tak berkarat dan hilang di telan
waktu. Selain itu juga, guna membina sisi keegoisan individu kami atas
kehidupan sosial kami.
| Menanti Makan Malam di Warung Makan Bu Emi, Pantai Baron |
Kami berhenti disalah satu warung
yang ada di Pantai Baron tersebut, kalau nggak salah nama warungnya, warung Bu
Emi, beraneka macam menu makan yang di sediakan di warung itu. Saat tiba di
warung tersebut, kami sudah disambut oleh seorang perempuan, parasnya cantik,
mengenakan hijab, berbaju merah dan bercelana hitam. Datang menyapa dan memberi
senyum, sebagai pertanda keramahan dan rasa senangnya, karena malam itu kami
sudah memilih warungnya sebegai tempat makan kami. Padahal disana banyak sekali
warung yang tersedia. Malam itu kami memesan 2 kg ikan tuna bakar/goreng, 6
porsi kangkung tumis. Minumnya es teh, es jeruk, teh hangat dan kopi susu.
Sembari menunggu menu makannya di olah, oleh ahli-ahlinya. Kami pun duduk,
sembari bercanda, tertawa, ditemani guyonan Bang Amrin, dengan guyonan khas
papuanya. Tapi dia bukan orang papua loh, kebetulan aja dia hijrah kesana.
Sehingga sudah menjadi warga disana, aslinya beliau berasal dari tanah
kesultanan Buton, Karya Baru, Baubau.
| Kegiatan Bakar Jagung |
Syukurlah malam itu hujannya
hanya rintik-rintik saja dan tak berlangsung lama, sehingga kegiatan pun tak
begitu terganggu. Api menyala, proses pembakaran pun dimulai. Saya dan beberapa
teman membakar jagung, sementara yang lain, membakar ayam. Tak terasa waktu
sudah menunjukan pukul 12 malam, jagung sudah semua terbakar, begitu juga
dengan ayamnya, sudah selesai dibakar. Kami semua berkumpul di satu lokasi.
Makan-makan ayam dan jagungnya pun dimulai.
| Sebagian dari Anak Sendowo D76 yang berkesempatan untuk foto bareng |
Singkat cerita, menu makan siang
keluar, kami makan, setelah makan, kemudian kami melanjutkan perjalanan,
singgah disalah satu masjid yang kami lewati untuk sholat zuhur, dan pukul
15.00 wib, kami pun tiba kembali di kos. Perjalanan pun usai, yang tertinggal
hanyalah capeknya aja lagi, ditambah tumpukan cucian.
| Kecerian anak-anak sendowo D76 saat sedang bermain-main dengan pasir dan memandang gulungan ombak pantai sepanjang |

Komentar
Posting Komentar