Langsung ke konten utama

Menuju Puncak Kenteng Songo Merbabu

TIM PENDAKI D76, dari Kiri-Kanan: Saya (Marta), Syarif, Roni, Jack, Bang Musa dan Samar
Sabtu pagi, setelah Ba'dah Subuh, tanggal 3 September 2016. Kami berangkat dari Mabes Sendowo D76 Menuju Gunung Merbabu, salah satu gunung yang berada di Propinsi Jawa Tengah, lebih tepatnya di Kabupaten Magelang, jika dilihat dari lereng sebelah Barat, di Kabupaten Boyolali, jika dilihat dari sebelah Timur dan Selatan, dan di Kota Salatiga dan Semarang, jika dilihat dari lereng sebelah Utara. Kami ada enam orang, Saya, Roni, Bang Musa, Nyong (Syarif), Samar dan Jack (Suharman).

Sebuah gunung, yang selalu menjadi pilihan utama, bagi mereka yang suka kegiatan pendakian.Gunung Merbabu, terkenal dengan udaranya yang dingin, kabutnya tebal dan hutannya yang tebal. Saat kita melewati wilayahnya, kiri kanan kita akan melihat pepohonan, kebun sayuran dan buah-buahan, seperti kol, sawi, tomat dan masih banyak lagi tumbuhan lainnya.

Saat Berada di Base Came Darwis
Setelah melakukan perjalanan kurang lebih 4 jam, akhirnya tiba juga kami di Base Came Pendakian Gunung Merbabu. Ada banyak Base Came pendakian yang disediakan oleh warga disana. Salah satunya adalah "Base Came Darwis".
Jalur pendakian untuk menuju puncak Gunung Merbabu pun juga beragam. Ada jalur Kopeng Thekelan (Desa Tekelan), Jalur Wekas (Desa Wekas), Jalur Kopeng Cunthel (Desa Cunthel) dan Jalur Selo Boyolali, mungkin masih banyak lagi, tapi cuman itu yang penulis tahu. Dan untuk perjalanan kami kali ini, kami memilih Jalur Selo Boyolali. Kata orang-orang dari sekian banyak jalur untuk menuju puncak Gunung Merapi. Jalur Selo Boyolali, merupakan jalur yang paling nyaman untuk dilewati bagi para pendaki seperti kami ini. Karena jalurnya relatif sedang, tidak terlalu menanjak dan relatif aman, itu lah alasan kami memilih jalur ini.

Kedatangan kami, disambut dengan baik, oleh tuan "base came" tempat kami menitipkan kendaraan (motor) kami. Silahkan mas, monggo istrahat dulu, mungkin perjalanannya cukup jauh, begitu lah bapak "Base Came" menyambut kedatangan kami. Segera kami masuk, kemudian meletakan tas, membuka jaket, meletakan helm, sembari berbaring untuk meluruskan punggung, yang agak sakit setelah melakukan perjalanan yang cukup lama. Ada juga teman yangg segera ke belakang (WC) untuk buang air (kencing), cuci muka, berwudhu, karena kebetulan belum pada sholat zuhur. selanjutnya memesan makanan dan minuman.

Bang, mau makan apa? tegur teman yang mau menanyakan, saya mau makan apa siang itu. Mmmmmm menunya apa saja ya pak? saya bertanya kepada bapak pemilik Base Came. Ada mie rebus, nasi goreng, minumnya ada teh, kopi, susu mas. Mmmmmmmm saya mesan nasi goreng aja, sama telur ceplok aja pak. tak berapa lama menu nasi goreng keluar, segera lah kami makan siang. Setalah makan siang dan beribadah (sholat)), baru lah kami berangkat, kurang lebih pukul 12. 30 Wib. Selangkah demi selangkah kami berjalan, menyusuri rute pendakian siang itu, kiri kanan tampak bermacam-macam jenis buah dan sayuran, dan yang paling nampak sekali adalah tanaman kol dan buah tomat. Di bawah payung awan, kami terus berjalan mengikuti rute siang itu. Jalan penuh dengan para pendaki, ada yang naik ada juga yang turun. Satu sama lain, setiap bertemu, selalu saling menyapa. Sembari saling melempar senyum dan ucapan semangat.
TIM D76 Sedang Beristrahat di Pos 1

Perjalanannya cukup melelahkan, tapi meski begitu, kami tak pernah terbesit niat untuk pulang, sebelum sampai di puncak. Di pendakian Gunung Merbabu yang kami lewati, itu ada 3 pos, dua sabana dan puncak. Puncak Gunung Merbabu namanya adalah "KENTENG SONGO", Gunung Merbabu berada di ketinggian 3.142 meter dari permukaan laut (Mdpl).

Setelah mendaki cukup lama, akhirnya tiba juga kami di Sabana 1, karena sudah pukul 17.20 Wib. Kami memutuskan untuk menghentikan pendakian, apalagi udaranya juga semakin dingin. Di sana bukan hanya kami saja, banyak anak-anak yang mendaki juga memutuskan untuk menghentikan pendakian dan mendirikan tenda. Disana cukup banyak tenda yang sudah terpasang, terpasangg luas, di dataran sabana 1 yang ada di jalur puncak Gunung Merbabu.

Tim D76 Sedang Makan Malam
Segera kami meletakan barang-barang, lalu kemudian membagi tugas, ada yang memasang tenda, dan ada yang memasak. Waktu maghrib tiba, kami ibadah, lalu kemudian makan dan beristrahat. Suasana malam sangat indah sekali, bercampur dengan suara-suara anak pendaki yang asyik mengobrol sambil menikmati suasana malam itu, ada juga yang terus melakukan pendakian.

Semalam kami disana, khususnya saya, banyak hal yang saya pelajari ketika berada di alam, bahwa betapa luar biasanya ciptaan tuhan, jika kita tidak dapat membuatnya, maka kita cukup menjaga agar alam yang di ciptakan tuhan dengan segala macam keindahannya itu terus terjaga, jangan sampai merusaknya. Karena semua keindahan itu di cipta bukan tanpa sebab, semua itu untuk mahkluknya.

Tak terasa pagi sudah datang, kami bangun, melakukan aktivitas pribadi, lalu bersiap untuk menuju puncak "KENTENG SONGO". Pagi itu suasananya sungguh luar biasa, kami merasa seperti berada di atas istana awan dan kabut, kiri kanan kami tak tampak apapun, selain awan yang menyelimuti, matahari pun terbit, tampak seperti malu-malu untuk memperlihatkan sinarnya, di tutupi oleh padatnya awan pagi itu.
TIM D76 Sampai di Puncak "KONTONG SONGO" Merbabu
Pendakian kami kembali dimulai, disepanajang jalan tak lupa kami mengabadikan setiap moment indah yang kami jumpai, keindahan yang tak akan kami jumpai jika pagi itu kami tak ada disana. Meskipun suasananya cukup dingin, tapi kami sangat menikmati, apalagi perjalanan kami menuju puncak cukup ramai, kami berada disatu wadah, yang didalamnya terkumpul orang-orang yang doyan mendaki. Meskipun kami tak saling kenal, tapi tegur sapa dan lemparan senyum, menjadi bahasa verbal kami, kepada yang lain, yang menandakan bahwa kita semua keluarga, ya tentu saja keluarga, keluarga yang doyan mendaki.

Tim D76, Saat Sedang Minum Teh dalam Perjalanan Menuju Puncak
Sampai di puncak sekitar pukul 08.15 Wib, rasa lelah, capek, sakit sejenak terabaikan dengan keindahan pagi itu, diatas telah berkumpul sekian banyak pendaki, yang mungkin perasaannya, sama seperti yang kami rasakan pagi itu,takjup. Moment yang menurut kami belum tentu terulang lagi. Masing-masing mengabadikan keindahan pagi itu dengan camera yang mereka miliki, mereka menangkap setiap moment itu dalam setiap jepretan kameranya.

Hampir 2 jam kami dipuncak, lalu kemudian kami turun, kembali ke sabana 1, tempat kami memasang tenda semalam. Setelah sampai ditenda, kami siap-siap untuk kembali ke base came. Dan Pukul 13.30 Wib, kami tiba di base came, beristrahat sejenak dan pukul 16.00 Wib kami balik ke Jogja, dan tiba pukul 18.30 wib. Perjalanan pulang yang luar biasa, diirngi gemercik dan derasnya hujan, Boyolali dan Magelang.

Kegembiraaan Para Pendaki Tim D76, dalam menuju Puncak "KENTENG SONGO" MERBABU




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Laporan Pertanggung Jawaban Wisuda Unikarta Tanggal 18 Desember 2013

LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN WISUDA SARJANA   DAN DIPLOMA UNIVERSITAS KUTAI KARTANEGARA 18 DESEMBER 2013   Oleh : PANITIA PELAKSANA WISUDA SARJANA DAN DIPLOMA (D3) UNIVERSITAS   KUTAI KARTANEGARA   UNIVERSITAS KUTAI KARTANEGARA TENGGARONG 2013   Wisuda sarjana dan diploma di Universitas Kutai Kartanegara (Unikarta) merupakan kegiatan rutinitas pada setiap tahun akademik yang sedang berjalan jika memenuhi persyaratan-persyaratan pelaksanaan wisuda.   Wisuda sarjana dan diploma merupakan bagian dari kegiatan rapat senat akademik yang dilaksanakan secara terbuka, yang intinya merupakan proses pelantikan kelulusan mahasiswa yang telah selesai menempuh studi   di Unikarta. Acara wisuda sarjana dan diploma ini merupakan salah satu acara yang sangat penting ...

WISATA SEKSUAL PEKERJA TAMBANG DI LOKALISASI KAWASAN TAMBANG

WISATA SEKSUAL PEKERJA TAMBANG   DI LOKALISASI KAWASAN TAMBANG   Martain Abstract Kemunculan praktek prostitusi di kawasan tambang tentu saja bukanlah hal baru, praktek ini sudah berlangsung lama, hal ini tidak terlepas dari  kebutuhan dasariah  manusia terhadap seks . Di Indonesia  praktek ini sudah berlangsung sejak zaman kerajaan di Nusantara. Kemudian berlanjut pada zaman kolonial hingga saat ini. Praktek ini di masyarakat terjadi pro dan kontra. Bagi mereka yang pro akan menilai bahwa praktek ini baik, karena praktek ini dapat menjadi alternatif pilihan ketika libido seksual muncul. Namun bagi yang kontra menilai bahwa aktvitas penuh desah dan keringat ini, bertentangan dengan nilai moral dan agama yang berlaku di dalam masyarakat. Selain itu praktek prostitusi ini rentan pula terhadap terjadinya penyebaran penyakit kelamin, HIV/AIDS. Dalam praktek nya kegiatan ini, bisa berjalan secara mandiri  ataupun secara terorganisir. Fakt...

Peran Pemerintah dan Bisnis dalam Menjaga Kesehatan dan Keselamatan Kerja Para Pekerja

Oleh Martain Pendahuluan Kecelakaan kerja merupakan salah satu permasalahan yang sering terjadi pada pekerja di perusahaan. Masalah keselamatan dan kesehatan kerja (K3), secara umum di Indonesia masih sering terabaikan. Hal ini ditunjukan dengan masih tingginya angka kecelakaan kerja. Kecelakaan kerja ini biasanya terjadi karena banyak faktor beberapa diantaranya adalah berasal dari pekerja itu sendiri dan lingkungan kerjanya di perusahaan. Berdasarkan data International Labour Organization (ILO) tahun 2013, 1 pekerja di dunia meninggal setiap 15 detik karena kecelakaan kerja dan 160 pekerja mengalami sakit akibat kerja, di tahun sebelumnya (2012) ILO mencatat angka kematian dikarenakan kecelakaan dan penyakit akibat kerja (PAK) sebanyak 2 juta kasus setiap tahun. Di Indonesia, setiap tujuh detik terjadi kasus kecelakaan kerja ( K3 masih dianggap remeh , Warta Ekonomi 2 Juni 2006). BPJS mencatat bahwa sepanjang tahun 2013 jumlah pesertanya yang mengalami kecelakaan...