Minggu, 01-12.213/2.18 AM
Pagi itu (sabtu.30.11.2013), cuaca
sangat dingin, karena baru saja terjadi hujan, tampak segerombolan mahasiswa
(i) yang mengenakan baju putih, dipadu dengan celana hitam dan berdasi, duduk
didepan perpustakaan Fisipol dan Ruang Panji Selaten, tempat dimana pagi itu
akan diselenggarakan acara Yudicium periode II untuk Tahun Akademik 2013-2014
Fisipol Jurusan Ilmu Administrasi Negar (IAN) Universitas Kutai Kartanegara.
Pagi itu saya tiba di lokasi sekitar
Pukul 07.30 Wita, segera memarkir dan
turun dari motor bergegas menuju ruang
BAAK untuk mengganti jaket dengan jas.
Dalam
suasana hati yang senang dan rasa bangga karena perjuangan yang kurang lebih 6
Tahun 3 bulan untuk mendapatkan gelar sarjana sosial (S.Sos) sudah didepan
mata. Saya mulai melangkah menuju tempat dimana acara acara yudicium akan
dilaksanakan. Menyapa rekan-rekan yang akan juga di Yudicium itulah kegiatan
awal yang salah lakukan saat bertatap muka dengan mereka.
Mereka
bagi saya adalah reka-rekan seperjuangan
yang juga memiliki rasa bangga, senang dan haru, seperti apa yang saya rasakan
pada pagi itu. Pagi itu saya bisa merasakan atmosfer rasa senang yang lebih
dari kawan kawan saya.
Selang
beberapa saat, ketika sedang bersendau
gurau dengan kawan-kawan, Panitia yudicium mulai mengarahkan kepada kami semua
yang akan di Yudicium untuk masuk ruangan karena, acara segera akan dimulai.
Suara
gemuru dan bunyi sepatu pantofel dan high hell menemani langkah kami masuk
kedalam ruangan dimana acara akan berlangsung, tampak di dalam kursi-kursi yang
tersusun rapi, dan meja panjang dibalut dengan kain bercorak batik sehingga
lebih terlihat elegan serta podium sebagai instrument pendukung dari kesuksesan
acara pagi itu.
Selang
beberapa saat, hadir Dekan Fisipol (Bapak Aw.M. Rifani, S.Sos.,M.Si) bersama
dengan Rektor Universitas Kutai Kartanegara (Bapak Dr. Sabran, SE.,M.Si) ditemani
oleh Pembantu Dekan I dan Ketua Jurusan FISIPOl Unikarta ( Bapak Tony Nurhadi
Kumayza, S.Sos.,M.Si dan Bapak Zulkifki, S.Sos)
Suara
senyap dan semua diam tanpa kata, ketika acara akan dimulai, telihat kesakralan
dari pelaksanaan Yudicium pagi itu, MC (master of Ceremony) mulai membacakan
manual acara, pertanda bahwa acara akan
dimulai. Kami semua tetap duduk dalam posisi tegap tatapan focus ke depan, sembari mendengarkan alunan suara MC yang
membacakan detil susunan acara yudicium pagi itu.
Membaca
doa itulah tugas yang di percayakan kepada saya pagi itu, guna kelancaran
pelaksanaan acara Yudicium dengan harapan kegitan pagi itu akan mendapatkan
ridho dari Allah SWT. Tibalah waktu dimana oleh MC telah mempersilakan kepada
saya untuk maju ke Podium guna memimpin jalannya pembacaan doa pada pagi itu.
Syukur Alhmdulilah tugas bisa dijalankan dengan baik.
Semua
prosesi dan manual acara yudicium pagi hari itu, kami ikuti dengan sebaik-baiknya
hingga acara selesai.
Ada
tiga momentum yang akan terus di ingat oleh saya dan rekanrekan di dalam pelaksanaan acara yudicium pagi itu,
yaitu saat-saat ketika maju dan menerima Map berisi SK Dekan, SKL dan Transkip
Akademik dari Dekan FISIPOL Unikarta dan yang kedua adalah saat prosesi tempung
tawar, prosesi ini berdasarkan keterangan dari Dekan Fisipol Unikarta tempong
tawar ini tidak mengandung unsur magic akan tetapi lebih kepada persoalan seni
budaya, dan sudah seharusnya seni budaya ini terus di lestarikan, ya salah
satunya dalam momentum seperti yudicium pagi ini.
Serta
yang ketiga adalah saat MC menutup rangkaian acara dengan membaca hamdalah,
mungkin bagi sebagian orang nomentum itu biasa aja, tetapi bagi saya bermakna
lebih yaitu bahwa saat itu juga saya telah resmi untuk menambah “4 huruf” dari
nama saya yaitu dengan embel-embel “S.Sos” dan makna yang lain adalah bahwa
setelah acara itu ditutup, maka sesungguhnya sebuah beban moral dan tanggung jawab besar telah di letakan di
pundak bahu kita untuk menjaga nama baik almamater dan Etika penggunaan gelar
kesarjanaan dimata masyarakat.
Dan
saya tertarik dengan apa yang dikatakan oleh Dekan FISIPOL dalam sambutannya
yang menyatakan bahwa, “ketika anda menjadi sarjana, maka masyarakat menggap
anda adalah orang yang berpendidikan, orang yang pintar, orang yang serba tahu
dan bisa menjaga Etika Keilmuannya.
sehingga
masyarakat dengan hadirnya anda di
antara mereka, maka mereka akan menggap anda sebagai tempat untuk mencari
solusi dari apa yang menjadi kesusahan dan ketidak tahuan mereka, tanpa mereka
tahu apakah apa yang mereka pertanyakan ataupun yang mereka pintakan itu, ada
tahu atau tidak, anda paham aau tidak atau sesuai dengan besic anda atau tidak,
oleh karena itu saya berpesan kepada kalian semua, agar sebelum memberikan
jawaban anda harus berfikir terlebih dahulu lalu kemudian berikan jawaban yang
mereka mau atau beri solusi yang mereka minta, tanpa anda memposisikan diri
sebagai orang yang serba tau, atau anda sebagai guru bagi mereka, Karena bisa
jadi mereka hanya mengetes kesarjaan anda.
Sementara
itu rektor unikarta dalam sambutannya menghimbau kepada peserta Yudicium Agar para Alumni tidak melupakan Almamaternya,
karena secara ikatan, mereka adalah bagian dari pada perkembangan dan kemajuan
Unikarta dimasa yang akan datang.
Rangkaian
acara pada pagi itu di tutup denga membaca hamdalah, untuk selanjutnya
dilakukan kegiatan foto dan makan bersama oleh peserta Yudicium dan para tamu
undangan.
Komentar
Posting Komentar