Langsung ke konten utama

GERAKAN-GERAKAN EGO SEKTORAL, TIDAK HARUS TERJADI DI NEGARA YANG MENGAGUNG-AGUNGKAN NILAI-NILAI PANCASILA DAN UUD 1945




Hari ini saya coba membuka-buka artikel yang ada di internet, sekian lama membuka internet terhentilah saya pada sebuah artikel yang judulnya “Muncul spanduk bertuliskan usir Ahok dari Jakarta” yang diterbitkan pada Hari Minggu tanggal 22 Desember 2013, tampak terpasang jelas di depan Kantor DPRD DKI Jakarta.

Spanduk ini betuliskan “Usir Ahok dari Jakarta sekarang juga, karena mau cabut subsidi BBM di DKI Jakarta” yang mengatasnamakan Forum Betawi Bersatu Sejabodetabek (FBB).

Sejenak saya terdiam lalu berfikir, benar kah ini yang dinamakan dengan demokrasi, semua orang bisa berbicara dan menyatakan pendapat atas segala sesuatu? Jika memang ia, apakah dalam demokrasi mengijinkan semua orang untuk melakukan pemojokan terhadap orang lain? Dan apakah dari setiap keijakan yang akan di kelurkan oleh seorang Pejabat pemerintahan harus di respon dengan melakukan pengusiran pada pejabat tersebut? Alu Apakah dengan mengusir pejabat tersebut kembali kedarahnya lalu kemudian persoalan selesai? Apakah tidak acara yang lebih relevan dan etis yang bisa dilakukan oleh masyarakat untuk menunjukan sikap tidak setujunya atas sebuah kebijaka yang akan di keluarkan oleh pemerintah? Apa untuk menuntut hak harus melanggar haka-hak orang lain?kenapa penolkan harus lebih mengedepankan nilai-nilai ego sektoral/komunal dari pada nilai-nila heteragenitas/kemajemukan, dengan mengatasnamakan kelompok tertentu saja yang bisa saja memunculakn karawanan social yang berimplikasi pada terjadi kesekan social di masyarakat?  Benarkah ini lahir dari pemikiran masyarakat tersebut atau kah di support oleh kepentingan yang lebih besar guna menjatuhkan figure seseorang di kalayak?

Pertanyaan-pertanyaan tersebut diatas yang harus bisa kita jawab bersama sebagai bangsa yang mengedepankan Pancasila sebagai landasan idil dan UUD 1943 sebagai landasan bernegara kita selama ini.
Kita harus sadari bahwa Negara ini lahir dari tujuan yang bersumber dari semua golongan, kelompok, daerah, paguyuban yang memiliki tujuan bersama yaitu “mewujudkan masyarakat Adil dan Makmur”. Idiologi Negara kita telah melarang keras terhadap gerakan-gerakan social yang mengatas namakan kelompok ataupun paguyuban tertentu untuk mencapai keputusan bersama sebagai mana yang tercantum dalam sila ke-4 Pancasila “Kerakyatan yang di pimpin oleh hikmat dalam permusyarawatan dan perwakilan”.
Dalam sila ini telah jelas memberikan gambaran kepada kita bahwa dalam pengambilan sebuah keputsan hendak lah dilakukan dengan musayawarah untuk mufakat. Sehingga tidak ada yang dirugikan dan jika pun ada, minimal tidak berdampak social yang mengancam kerukunan hidup bermasyarakat.

Menurut penulis pernyataan yang dikelurkan oleh Wakil Gubernur DKI Jakara Basuki Cahya Purnama atau lebih di kenal Ahok, baru merupakan sebuah rencana dari pemerintah guna mengurai kemacetan di Jakarta.
Poin penting yang bisa kita tarik dari ungkapan pak Ahok adalah rencana. Sebuah rencana belum tentu berjalan seperti yang seharusnya. Karena akan memerlukan sebuah pembahasan yang matang sehingga rencana yang ditawarkan tersebut tidak merugkan orang banyak. 

Sejujurnya kita memberikan apresiasi atas sikap kritis yang di tunjukan oleh FBB sebagai bentuk pendewasaan politik, dimana masyarakat bisa berpartisipasi langsung dalam mengontrol setiap kebijakan pejabat publik seperti yang direncakan oleh pak Ahok. Hanya saja control yang dilakukan tersebut bisa disampaikan secara santun, etis dan penuh dengan nuansa demokratis, sehingga nilai-nilai yang ada di dalam Idiologi Negara kita tetap terjaga sepanjang masa.

Adak kran-kran lain yang dapat digunakan guna mengkritisi kebijakan pemerintah, tanpa membuka kran konflik yang selama ini sudah lama di tutup dan dirawat hingga tidak berkarat. Seperti misalnya dengan bersilaturahmi ke rumah pejabat yang bersangkutan, guna menyampaikan maksud dan keberatannya. Tanpa membuka kran konflik social tersebut.

Dan gerakan-gerakan masyarakat seharunya tidak lagi mengatas namakan kelompok tertentu akan tetapi lebih kepada nama-nama gerakan-gerakan yang bersifat universal, misalnya Gerakan Masyarakat Jakarta Menggugat Rencana Kebijakan Wakil Gubernur untuk mencabut Rencana Menghapus subsidi BBM  di Jakarta. Itu akan lebih relevan, etis, demokratis dan santun.

Kasus ini hanyalah contoh saja, dimana kondisi yang terjadi di sana, semoga saja tidak terjadi di daerah-daerah lain yag lebih majemuk, berdinamika dan rawan konflik. Karena Jika ini terjadi maka bisa saja apa yang di cita-citakan oleh para pendiri bangsa ini hanya akan menjadi kenangan belaka.  

Sumber/Referensi :
http://www.merdeka.com/jakarta/muncul-spanduk-bertuliskan-usir-ahok-dari-jakarta.html

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Laporan Pertanggung Jawaban Wisuda Unikarta Tanggal 18 Desember 2013

LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN WISUDA SARJANA   DAN DIPLOMA UNIVERSITAS KUTAI KARTANEGARA 18 DESEMBER 2013   Oleh : PANITIA PELAKSANA WISUDA SARJANA DAN DIPLOMA (D3) UNIVERSITAS   KUTAI KARTANEGARA   UNIVERSITAS KUTAI KARTANEGARA TENGGARONG 2013   Wisuda sarjana dan diploma di Universitas Kutai Kartanegara (Unikarta) merupakan kegiatan rutinitas pada setiap tahun akademik yang sedang berjalan jika memenuhi persyaratan-persyaratan pelaksanaan wisuda.   Wisuda sarjana dan diploma merupakan bagian dari kegiatan rapat senat akademik yang dilaksanakan secara terbuka, yang intinya merupakan proses pelantikan kelulusan mahasiswa yang telah selesai menempuh studi   di Unikarta. Acara wisuda sarjana dan diploma ini merupakan salah satu acara yang sangat penting ...

WISATA SEKSUAL PEKERJA TAMBANG DI LOKALISASI KAWASAN TAMBANG

WISATA SEKSUAL PEKERJA TAMBANG   DI LOKALISASI KAWASAN TAMBANG   Martain Abstract Kemunculan praktek prostitusi di kawasan tambang tentu saja bukanlah hal baru, praktek ini sudah berlangsung lama, hal ini tidak terlepas dari  kebutuhan dasariah  manusia terhadap seks . Di Indonesia  praktek ini sudah berlangsung sejak zaman kerajaan di Nusantara. Kemudian berlanjut pada zaman kolonial hingga saat ini. Praktek ini di masyarakat terjadi pro dan kontra. Bagi mereka yang pro akan menilai bahwa praktek ini baik, karena praktek ini dapat menjadi alternatif pilihan ketika libido seksual muncul. Namun bagi yang kontra menilai bahwa aktvitas penuh desah dan keringat ini, bertentangan dengan nilai moral dan agama yang berlaku di dalam masyarakat. Selain itu praktek prostitusi ini rentan pula terhadap terjadinya penyebaran penyakit kelamin, HIV/AIDS. Dalam praktek nya kegiatan ini, bisa berjalan secara mandiri  ataupun secara terorganisir. Fakt...

Peran Pemerintah dan Bisnis dalam Menjaga Kesehatan dan Keselamatan Kerja Para Pekerja

Oleh Martain Pendahuluan Kecelakaan kerja merupakan salah satu permasalahan yang sering terjadi pada pekerja di perusahaan. Masalah keselamatan dan kesehatan kerja (K3), secara umum di Indonesia masih sering terabaikan. Hal ini ditunjukan dengan masih tingginya angka kecelakaan kerja. Kecelakaan kerja ini biasanya terjadi karena banyak faktor beberapa diantaranya adalah berasal dari pekerja itu sendiri dan lingkungan kerjanya di perusahaan. Berdasarkan data International Labour Organization (ILO) tahun 2013, 1 pekerja di dunia meninggal setiap 15 detik karena kecelakaan kerja dan 160 pekerja mengalami sakit akibat kerja, di tahun sebelumnya (2012) ILO mencatat angka kematian dikarenakan kecelakaan dan penyakit akibat kerja (PAK) sebanyak 2 juta kasus setiap tahun. Di Indonesia, setiap tujuh detik terjadi kasus kecelakaan kerja ( K3 masih dianggap remeh , Warta Ekonomi 2 Juni 2006). BPJS mencatat bahwa sepanjang tahun 2013 jumlah pesertanya yang mengalami kecelakaan...