Sejak runtuhnya Jembatan Kutai Kartanegara tiga(3) tahun yang
lalu, tanggal 26 Nopember 2011, menyebabakan akses jalan menuju samarinda,
balikpapan dan sekitarnya,hanya bisa di lewati melalui sungai dan jalan raya.
Salah satu jalan raya yang digunakan adalah jalan raya poros Loa Kulu-Loa
Janan.
Dengan jumlah kendaraan yang melintas mencapai ratusan buah
yang melintas, baik, motor, mobil sedan/pickup ataupun doom truck di tambah
kontruksi jalan yang kurang bagus serta sempit, menyebabkan terjadinya
kerusakan jalan yang sangat parah di jalan
poros yang dimaksud.
Bahaya kecelakaan dan mobil kandas senantiasa menghantui
setiap penggunna kendaraan, masyarakat yang tinggal di jalan poros itu pun
tidak terhindarkan dampak dari kerusakan jalan tersebut.
Seperti Kejadian kandas dua (2) mobil dom truck kemarin sore
(Minggu/5.1.2014) sekitar pukul 19.30 wita saat kami melintas di Jalan raya
Desa Bakunga, Kecamatan Loa Janan Kutai Kartanegara, ratusan mobil ngantri sepanjang
sekitar satu (1) KM yang mengakibatkan kemacetan yang luar biasa.
Kejadian seperti demikian sudah sering terjadi di jalan poros
ini. Beberapa waktu yang lalu Bupati Kukar Ibu Rita Widyasari, sudah sempat
mengeluhkan terkait kondisi jalan yang dimaksud kepada Gubernur Kalimantan
Timur, Bapak Awang Faroek Ischak, untuk memperbaiki jalan yang dimaksud lewat APBD Provinsi dan
APBN, mengingat jalan tersebut adalah jalan Provinsi.
Melintasi jalan tersebut dibutuhkan tingkat kewaspadaan dan
kehati-hatian, jika tidak ingin mengalami kecelakaan, apalagi dalam kondisi
cuaca sedang hujan. Bahaya Polusi udara karena debu yang bertebaran pun
menghantui masyarakat yang tinggal disepanjang jalan dan yang melintas di jalan
tersebut jika cuaca dalam keadaan panas.
Disisi yang lain kondisi jalan seperti ini dimanfaatkan oleh
masyarakat setempat untuk meraup rezeki, hanya bermodalkan dus, fluit dan
tongkat masyarakat di sekitar mencoba mengatur arus jalan guna mengurai
kemacetan, sejenak mencoba menggantikan peran dari Polantas dan dinas
perhubungan yang tidak berada di lokasi ini.
Setiap harinya sejumlah masyarakat yang berada di lokasi
tersebut bisa meraup rezeki 300-400 ratus ribu rupiah, bahkan jika jalan sedang
padat-padatnya, mereka mampu mengumpulkan 500-700 ribu rupiah setiap harinya.
Kondisi ini telah menjadi fenomena sosial yang berkembang dimasyarakat, yang
suatu saat nanti bisa menjadi sebuah pekerjaan yang tetap bagi mereka.
Seperti yang di ungkapkan salah seorang warga Desa Bakungan,
yang tidak mau disebutkan namanya, mengatakan bahwa kegiatan ini hampir setiap
hari mereka lakukan, di satu sisi untuk membantu mengurai kemacetan, di sisi
yang lainnya mereka mengharapkan sumbangan dari pengguna jalan yang melintas
dihadapan mereka.
“kami melakukan
kegiatan ini mas hampir setiap hari, guna membantu masyarakat yang melintas di jalan
raya ini agar cepat sampai ketempat tujuan, karena jika tidak di bantu, maka
akan terjadi penumpukan kendaraan yang sangat panjang, apalagi jalan ini
menjadi jalan darat satu-satunya yang dapat di lewati oleh kendaraan guna menuju
ke beberapa daerah seperti Tenggarong, Loa Kulu, Kubar dan beberapa daerah lain
disekitarnya, kami juga memasang dus, mugkin ada dari pengguna jalan yang mau
menyumbang, setiap harinya kami bisa mendapatkan 3-4 ratus ribu, itu jika
kondisi jalan sedang tidak terlalu macet, tapi kami juga bisa mendapat lebih
mencapai 5-7 ribu, jika kondisi jalan sebaliknya (macet)”.
Semua elemen tentunya tidak mengharapkan kondisi jalan
seperti ini, di tengah kesibukan dan padatnya jadwal mobilitas masyarakat,
seharusnya di tunjang dengan akses perjalanan yang baik dan memadai, sehingga perjalanan
yang dilalui dapat dikebut, sesuai dengan jadwal yang telah masyarakat
tentukan.
Dukungan pemerintah terhadap kondisi ini melalui level
kebijakan dan kewenangan yang di milikinya, di rasa mampu untuk menyelesaikan
permasalahan ini, mengingat mereka adalah abdi masyarakat, representative dari
masyakat, dipilih oleh masyarat, sudah menjadi sesuatu yang wajib bagi mereka
untuk melayani semua masyarakat dengan sebaik-baik, dan tidak harus masyakat
yang turun tangan untuk menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang menjadi
kewajiban mutlak dari pemerintah itu sendiri.
Komentar
Posting Komentar