Hakekatnya menjadi seorang wakil rakyat, sudah selayaknya
senantiasa bersama rakyat, mendengarkan aspirasi mereka dan menjadi penghubung
bagi keinginan dari masyarakat. Itulah yang dilakukan oleh Bapak Supriyadi,
S.Pd.I.,M.Pd.I, pada hari Minggu
(01.01.2013) ketika menghadiri acara silaturahmi dan dengar masukan bersama
warga Desa Jonggon Desa.
Suasana kampong yang asli, penuh dengan pepohonan, buah
rambutan dan lain sebagainya, menjadi pemandangan yang senantiasa kami saksikan
ketika melintasi jalan menuju ke Desa Jonggon Desa. Di sana sudah tampak
beberapa motor warga yang menunggu ke datangan rombongan Bapak Supriyadi,
S.Pd.,M.Pd.
Bertempat di rumah Pak Muji, acara silaturahmi dan dengar
pendapat bersama sejumlah warga Desa Jonggon berlangsung dengan santai dan
penuh kekeluargaan, sesekali terlihat galak tawa antar sesama warga dan
rombongan yang terjadi pada minggu itu.
Ditemani oleh secangkir teh panas dan aneka jenis makanan
ringan rapat pada siang itu semakin hangat. Acara di buka oleh Pak Jumadi atau
di sana biasa di panggil pak Pongos, selaku Tokoh Pemuda/masyarkat di desa
Jonggon Desa, yang menguraikan tentang agenda pertemuan pada siang itu yaitu
silaturahmi dengan Bapak Supriyadi, S.Pd.I.,M.Pd, selaku salah satu calon
anggota Legislatif Daerah Pemilihan Loa Kulu dan Loa Janan.
Dalam pengantar awal pada petrtemuan tersebut, Pak Pongos
mengatakan kepada seluruh warga yang hadir di pertemuan itu, bahwa masuk
pertemuan pada hari itu adalah ajang silaturahmi dan dengar masukan antara
Bapak Supriyadi selaku caleg dengan warga setempat.
“Bapak-Bapak dan ibu-ibu sekalian yang kami hormati, langsung
saja saya sampaikan bahwa maksud pertemuan hari ini adalah adanya niat dari
bapak Supriyadi untuk menjadi caleg DPRD Kukar, sehingga beliau mengharapkan
dukungan dari Bapak-Bapak sekalian, sebagaimana kita tahu bahwa bapak supri ini
merupakan putra daerah sini, sehingga jika beliau terpilih sebagai anggota
DPRD, maka Jonggon secara Umum dan Desa Jonggon Desa secara khusus memiliki
wakil asli putra daerah, sehingga apa
yang menjadi keluhan kita selama ini, dengan adanya orang jonggon yang ada di
sana, suara masyarakat Jonggon bisa di dengarkan, minimal ada yag
memperjuangkan kelak di DPRD, karena jika kita tidak meiliki wakil di sana,
maka keinginan-keinginan kita di sini akan sangat sulit untuk di dengarkan,
ibara sebuah pohon yang berbuah, jika buahnya yang goyang adalah orang di sini,
minimal kita bisa merasakannya, di banding pohon yang berbuat tersebut di
goyang oleh orang lain di luar jonggon, misalnya orang tenggarong, samarinda
atau Balikpapan, maka warga di sini belum tentu bisa meraskan buah-buah
tersebut”.
Sementara itu bapak Supriyadi dalam penyampainnya
menceritakan tentang riwayat hidup beliau mulai dari masa kelahiran, menjadi
anak-anak, dewasa, sampai selesai masa studi jenjang strata dua(2) dan di
tambah lagi dengan alas an-alasan mengapa beliau maju menjadi Caleg. Semuanya
di kupas tuntas dalam pertemuan siang itu.
“Bapak-Bapak Sekalian izinkan saya untuk menjelaskan tentang,
yang pertama berkenaan dengan riwayat hidup saya mulai dari awal kelahiran di
pacitan, kemudian Bersekolah SD dan SMP di Jonggon, SMA di Tenggarong, hingga
menyelesaikan studi S1 di Unikarta dan Dan S2 di Unmul.yang ke dua adalah
mengharapkan dukungan dari bapak/ibu/saudara untuk untuk maju mencalonkan diri
sebagai anggota DPRD Kab Kukar lima tahun yang akan datang, namun kepada
bapak/ibu/saudara sekalian saya tidak bisa menjanjikan apa-apa kepada bapak/ibu
sekalian, hanya saya mengharapkan kepada bapak ibu sekalian untuk memberikan
kesempatan kepada saya untuk memperjuangkan masyarakat Jonggon lewat Kantor
DPRD Kukar”.
Pertemuan pada siang itu di tutup dengan makan siang bersama,
selanjutnya kami bertolak untuk menghadiri acara Ibu PKK (Penggerak
Kesejahteraan Keluarga) Desa Jonggon Desa.
Atraksi Kuda Lumping
Kuda lumping merupakan kesenian tradisional yang berasal dari
jawa dan menjadi salah satu kekayaan kesenian milik bangsa Indonesia, Kesenian
ini merupakan bentuk kesenian yang menampilkan tarian dalam bentuk kelompok.
Menurut Cerita kesenian ini merupakan perlambangan dari kekuatan pasukan kuda
para tentara kerjaaan dimasa lalu untuk mengusir penjajah dari tanah air Indonesia.
Kesenian ini dalam perjalanannya telah mengalami
metamorphosis menjadi sebuah kesenian yang bukan hanya milik orang jawa, tetapi
telah menjadi milik orang dari suku mana saja di Indonesia, dengan kata lain bahwa
bukan orang jawa saja yang bisa memainkan kuda lumping ini, akan tetapi semua
orang bisa memainkannya, tanpa melihat, suku, ras, dan agamanya karena kesenian
ini telah menjadi kekayaan bangsa Indonesia yang harus di jaga dan di
lestarikan.
Kesenian ini menggunakan alat music berupa gong, beduk,
trompet dengan bahan dasar kuda boongan berasal dari anyaman bambu.
Di sejumlah daerah konon caritanya orang-orang yang memainkan
kesenian ini maupun penontong bisa mengalami kesurupan, jika yang memainkan
ataupun menontonnya terbawa arus permainan kuda lumping hingga pikiran mereka
menjadi kosong , krena di saat mereka dalam keadaan kosng roh halus akan masuk
kedalam jiwa pra penari dan penonton yang kosong. Namun jika ada yang kerasukan
biasanya di pinggir lapangan sudah berdiri pawang kuda lumping yang memiliki
kekuatan supranatural yang mampu menyembuhkan mereka yang kesurupan, menjadi
sadar kembali seperti semula.
Ya kesenian kuda
lumping lah sajian awal yang kami saksikan ketika hadir di tengah ibu-ibu yang
sedang berhajatan, tampak di sejumlah tempat telah berkumpul sejumlah orang,
baik muda maupun tua , anak-anak maupun orang tua. Disana juga kita bisa
melihat sejumlah warga yang sedang asyik menawarkan jualan yang telah mereka
persiapkan sebelumnya.
Acara di mulai pukul 15.00 wita dan selesai pukul 16.30 wita.
Dalam sambutannya bapak Supriyadi menyampaikan bahwa peran
ibu-ibu PKK bagi harmonisasi kehidupan keluarga sangat lah di butuhkan.
Keberadaan mereka dalam tatanan keluarga maupun masyarakat menjadi factor penting
untuk membantu menjaga satabilitas keluarga. Ibu-Ibu menjadi tulang punggung
kelurga, jika suami tidak berada di rumah, mereka lah yang melakukan pembinaan
anak-anak, mereka pula lah yang selalu memantau dan mengetahui psikologi social
anak-anak di rumah.
“keberadaan ibu-ibu dalam tatanan keluarga maupun masyarakat,
menjadi faktor penting bagi perkembangan
dan kemajuan masyarakat, mereka juga menjadi tulang punggung keluarga
ketika suami tidak berada di rumah, mereka juga lah yang mengetahui kondisi
psikologi social anak-anak di rumah, sehingga sangat penting sekali peran serta
ibu-ibu ,baik dalam tatanan keluarga maupun dalam tatanan masyarakat”.
Komentar
Posting Komentar